TUGAS
PERILAKU KONSUMEN
SOFTSKILL
Tipe
– Tipe Pengambilan Keputusan Dalam Bentuk Cerita
Pada
tahun 1979 teori Krumboltz, berdasarkan teori pembelajaran sosial
Albert Bandura (1977), diperkenalkan. Meskipun ide Bandura mengenai
perolehan perilaku telah berubah sampai pada beberapa tingkat
tertentu (contoh, Bandura, 1986), Krumboltz tidak membuat perubahan
yang berarti dalam teorinya. perbedaan antara teori-teori yang
berasal dari teori pembelajaran dan teori kepribadian-dan-faktor
adalah teori tersebut tidak begitu memperhatikan peran kepribadian,
seperti minat dan nilai-nilai, dalam proses pengambilan keputusan
karir. tetapi lebih memfokuskan pada proses pembelajaran yang
mengarahkan pada keyakinan dan minat diri serta bagaimana hal ini
mempengaruhi proses pengambilan keputusan karir. Teori tersebut juga
berbeda dari aliran perkembangan(developmentalist) dalam beberapa
aspek intinya, yaitu bahwa mereka tidak menimbang tingkat
perkembangan. Teori-teori pembelajaran percaya bahwa karena banyaknya
faktor yang melingkupi pilihan dan penyesuaian karir telah
dipelajari, teori mereka harus menghitung proses pembelajaran yang
mengarahkan terhadap tercapainya keyakinan dan sikap kritis terhadap
proses pengembangan karir.
Teori
Pembelajaran Sosial Krumboltz
Krumboltz
(1979,1996) dan Mitchell dan Krumbotz (1984, 1990, 1996)
menggambarkan teori pembelajaran sosial tentang pilihan karir
berdasarkan teori perilaku Bandura (1977) dan lainnya, menekankan
pada teori reinforcement (dorongan). Krumboltz mengidentifikasi empat
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir:
1.Pengaruh
gen dan kemampuan khusus. Krumboltz mengenali bahwa karakteristik
keturunan tertentu dapat membatasi seseorang, sebagaimana Tiedman
juga mengidentifikasi kondisi biologis, beberapa contohnya adalah,
ras, jenis kelamin, dan penampilan fisik. faktor-faktor lain dimana
keturunan, setidak-tidaknya sebagian, bisa membatasi. Termasuk juga
berbagai kemampuan khusus, seperti kecerdasan, kemampuan musik dan
seni, dan koordinasi fisik.
2.Kondisi-kondisi
dan peristiwa lingkungan. Termasuk dalam faktor ini adalah
pengaruh-pengaruh yang mungkin berada di luar kontrol seseorang
tetapi menunjang individu melalui lingkungan dimana individu tersebut
tinggal. Beberapa pengaruh mungkin sintetis dalam arti luas; beberapa
pengaruh lain mungkin disebabkan kekuatan alam. Manusia atau elemen
alam semacam ini bisa menyebabkan terjadinya peristiwa yang membebani
individu dalam pendidikan dan proses keputusan karir. contoh pengaruh
semacam ini adalah adanya kesempatan kerja dan pelatihan, kebijakan
sosial, dan prosedur untuk memilih pelatih atau pekerja, nilai
balasan dari berbagai jabatan, tenaga kerja, hukum serta peraturan
persatuan pekerja, peristiwa fisik seperti gempa bumi dan banjir,
adanya sumber daya alam, pengembangan tehnologi, perubahan dalam
organisasi sosial, pengalaman pelatihan dan sumber daya keluarga,
sistem pendidikan, dan pengaruh lingkungan dan komunitas.
3.Pengalaman
belajar. Seluruh pengalaman belajar sebelumnya mempengaruhi
pendidikan dan pengambilan keputusan karir seseorang. Setelah
Krumboltz mengenali serumitan proses pembelajaran, dia
mengidentifikasi hanya dua tipe pembelajaran sebagai contoh:
pengalaman pembelajaran instrumental dan pengalaman belajar
asosiatif. Dia menggambarkan pengalaman pembelajaran instrumental
sebagai situasi dimana individu mematuhi lingkungan untuk menciptakan
beberapa konsekuensi tertentu. Pengalaman pembelajaran asosiatif
digambarkan sebagai situasi dimana individu belajar dengan cara
bereaksi terhadap stimulus dari luar, dengan cara mengamati langsung
atau model buatan, atau dengan mencocokkan dua kejadian dalam satu
waktu atau lokasi.
4. Keahlian-keahlian pendekatan tugas. Keahlian-keahlian yang digunakan individu pada setiap tugas atau permasalahan baru dinamakan keahlian-keahlian pendekatan tugas. Termasuk dalam contoh ini adalah standar performa dan nilai; kebiasaan kerja, latihan simbolik, pengkodean, dll. Penggunaan keahlian-keahlian ini mempengaruhi hasil dari setiap tugas atau masalah dan akibatnya dibatasi oleh hasil-hasilnya.
Kesimpulannya,
individu dilahirkan ke dunia dengan karakteristik generik tertentu:
ras, jenis kelamin, dan kemampuan atau ketidakmampuan khusus. Seiring
dengan berjalannya waktu, individu mengahadapi peristiwa-peristiwa
dan kondisi lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya.
Kesuksesan-kesuksesan dan kegagalan-kegagalan yang tumbuh dalam
kondisi ini mempengaruhi individu dalam memilih serangkaian tindakan
dalam pengalaman-pengalaman pembelajaran selanjutnya, meningkatkan
kecenderungan untuk membuat pilihan serupa dengan yang telah
dilakukan yang mengarahkan kepada kesuksesan dan menghindari
pilihan-pilihan serupa yang mengakibatkan kegagalan. Proses ini
dipesulit dengan aspek ketidakstabilan karena indiviu berubah sebagai
hasil dari serangkaian pengalaman belajar yang terus berlanjut, dan
situasi juga berubah karena dinamika kondisi-kondisi lingkungan,
budaya dan sosial.
Status
dan Kegunaan Teori Krumboltz teori Krumboltz (Krumboltz, 1996;
Mitchell & Krumboltz, 1996) hanya menarik perhatian sebagian
kecil peneliti dan praktisi meskipun banyak yang merekomendasikannya.
Teori ini cukup atraktif sebagai dasar konseling karir. dia menolak
gagasan tradisional bahwa tujuan konseling karir adalah untuk memilih
pekerjaan berdasarkan karakter personal pembuat keputusan. Tetapi,
dia menyarankan bahwa tujuannya adalah untuk memfasilitasi perolehan
pengetahuan tentang diri dan skill yang dibutuhkan untuk menangani
dunia yang selalu berubah yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Dia
mengembangkan Career Beliefs Inventory (Krumboltz, 1991) dan buku
catatan yang menyertainya (Levin, Krumboltz, & Krumboltz, 1995)
untuk membantu pembaca mengidentifikasi keyakinan mereka dan
memadukannya dengan minat mereka. Menurut Krumboltz, Individu yang
tidak belajar untuk mengambil keuntungan dalam kesempatan
pembelajaran yang diberikan kepada mereka dalam pelatihan dasar
berkelanjutan cenderung untuk membuat keputusan tidak bagus. Yang
paling penting, konseling karir harus menyiapkan klien untuk
mengenali dan mengambil keuntungan dari kesempatan pembelajaran yang
diberikan pada mereka. Konseling karir harus dilakukan dengan empat
pertimbangan.
1.Para
klien harus siap untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian mereka
dibandingkan keadaan mereka ketika pertama kali mereka masuk proses
konseling. Konselor karir harus membantu klien untuk memetakan status
mereka dan memberikan garis besar rencana untuk perubahan dan
pengembangan. Dengan adanya rencana untuk berubah. Para klien
mengembangkan struktur kesempatan mereka.
2.Para
klien harus siap dengan sebuah kondisi umum pekerjaan yang sedang
berubah.
3.Meskipun
diagnosa permasalahan pengembangan karir saat ini adalah sebuah
langkah dalam proses konseling karir, hal ini tidak cukup. Para klien
harus didorong untuk menghadapi tekanan dunia yang selalu berubah.
4.Para
konselor karir harus lebih fokus dan membantu klien menangani
serangkaian masalah pekerjaan yang mereka hadapi. Klien harus
memahami nilai dan hal yang memuaskan mereka. Mereka harus meraih
kontrol hidup mereka, untuk mampu menangani permasalahan di tempat
kerja, termasuk bagaimana maju di tempat kerja dan rencana untuk
berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar